Gerakan Lawan Stunting di Sumedang, Yuyun Senang Dapat Telur 2 Kilogram

23 July 2023 artikel

"TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sambil merengek, Hasna (2 tahun 10 bulan) terus memeluk ibunya, Yuyun Yuningsih (40). Balita yang dinyatakan stunting itu seperti sedang berlindung dari riuhnya suara-suara balita lain yang dibawa ibu mereka mengantre pembagian telur dan sembako di halaman Balai Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jumat (24/2/2023).

Seperti juga Hasna, puluhan balita lain adalah balita yang gagal tumbuh. Berat maupun tinggi badan mereka tak ideal. Maka Pemerintah Kabupaten Sumedang membagikan telur untuk mereka konsumsi.

Pembagian telur dan sembako ini bagian dari Gerakan Bersama Lawan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting yang digelar serentak di 26 kecamatan.

Tambahan protein hewani dari telur akan membantu pertumbuhan balita berlangsung dengan baik. Telur juga harus dikonsumsi para ibu, agar mereka tak melahirkan generasi stunting baru.

Yuyun, ibunda Hasna adalah warga Dusun Cikamuning RT04/01 Desa Mekar Rahayu. Janda yang kini tak bekerja itu disibukkan dengan aktivitas mengurus anaknya yang stunting tersebut.

"Nafsu makannya jelek. Kalau aktivitas biasa normal, tapi berat sama tinggi badan kurang dari seharusnya," kata Yuyun kepada TribunJabar.id.

Yuyun tahu anaknya stunting saat membawa Hasna ke Posyandu sepuluh bulan lalu. Di tempat itu, Hasna ditimbang dan diukur.

"Ketahuan pas usianya dua tahun. Sekarang sudah agak membaik. Berat badannya sekarang 10 kilogram, tingginya masih di bawah ukuran seharusya (idealnya 55,8-66,2 centimeter)," katanya.

Yuyun tidak bisa berbuat lebih dari hanya memeriksakan anaknya ke Posyandu. Kondisi ekonomi terbatas tak memberinya banyak pilihan untuk pemenuhan gizi anaknya.

"Saya diceraikan suami waktu Hasna berumur satu bulan. Dulu saya bekerja. Sekarang mengandalkan pemberian anak dan pemberian pemerintah melalui pemerintah desa" katanya.

Yuyun punya tiga orang anak. Sulungnya, Surya yang bekerja sebagai kuli bangunanlah yang membantu ekonomi keluarga. Anak kedua masih bersekolah di SD, dan ketiga yang sedang digendongnya itu.

"Anak saya kalau dapat uang juga tak besar. Sebulan paling juga Rp700 ribu," ucapnya.

Dia sangat senang dapat jatah telur 2 kilogram dalam gerakan bersama itu. Hasna dan anggota keluarganya yang lain dapat asupan protein.

"Senang dapat bantuan ini, terima kasih," katanya.

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan bahwa gerakan bersama tersebut adalah hasil kerja sama berbagai pihak untuk dengan segera menurunkan stunting dan kemiskinan.

"Ini aksi nyata kami yang merupakan hasil orkestrasi semua elemen mulai dari Pemda, TNI, Polri, Baznas, BUMN, BUMD, dan komunitas-komunitas di masyarakat," kata Dony seusai membagikan telur.

Orkestrasi untuk sama-sama mengeroyok penanganan stunting dan kemiskinan itu bernama Gerakan Bersama Lawan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting.

Dalam gerakan itu, satu anak stunting mendapatkan jatah 2 kilogram telur. Telur itu dikemas dalam plastik mika. Bupati memberikannya secara simbolis kepada seorang ibu yang menggendong anaknya.

Bupati berharap, stunting di Sumedang segera teratasi. Jika saat ini stunting di Sumedang berdasarkan data bulan penimbangan balita dengan 97 persen balita ditimbang berada di angka 8,27 persen, maka gagal tumbuh ini ditargetkan turun dua angka tahun ini, yakni menjadi 6,27 persen.

Kemiskinan juga demikian. Yang saat ini angkanya 10,14 persen, tahun ini ditarget turun menjadi 9,14 persen.

Mengatasi stunting dan kemiskinan bukan hanya dari sisi asupan gizi, Bupati mengatakan sisi lain seperti akses kesehatan, rumah, juga sanitasi sangat menunjang.

"Jadi berbagai sisi ya. Nanti kalau anak yang stunting kartu BPJS-nya belum ada, ya dibantu dibuatkan," katanya.

Bupati menyebut penanganan kemiskinan dan stunting sebagai jihad. Menurutnya, gerakan tersebut merupakan jihad yang sebenarnya. Dia kemudian mengutip Al-Quran ayat 9 surat An-Nisa: "Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya."

"Saya kira semua agama menilai gerakan ini harus. Di agama saya, Islam, tidak boleh kita meninggalkan generasi yang lemah. Melawan kemiskinan dan stunting upaya untuk tidak meninggalkan yang lemah," kata Dony.

Sekretaris Daeah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman mengatakan gerakan ini dalah upaya untuk memulihkan balita-balita stunting dan merangsang warga miskin untuk mau berusaha mandiri.

"Yang stunting sehat kembali. Kemudian kami juga harus memastikan tidak ada stuntinng baru. Karenanya, penanganan juga dilakukan di remaja dan ibu hamil. Remaja perempuan tak boleh anemia, kalau anemia segera minum pil penambah darah,"

"Ibu hamil juga harus periksakan diri ke bidan. Minimal 6 kali selama mengandung," kata Sekda di tempat yang sama.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappppeda) Kabupaten Sumedang Tuti Ruswati
mengatakan untuk mempercepat penanganan stunting serta kemiskinan, Bupati memerintahkan semua kepala dinas/badan di Sumedang untuk menjadi Liaison Officer (LO) atau petugas penghubung di setiap kecamatan yang secara khusus memantau perkembangan penanganan stunting dan kemiskinan.

"Istilahnya orang tua asuh ya di setiap kecamatan," ujarnya.

Dengan adanya LO itu, pemerintahan terkecil di tingkat RT dan RW bisa berpartisipasi aktif dan terpantau oleh yang ditugaskan di masing-masing kecamatan.

Sumber: [Tribun Jabar](https://jabar.tribunnews.com/2023/02/24/gerakan-lawan-stunting-di-sumedang-yuyun-senang-dapat-telur-2-kilogram)
"